
Surabaya, Siagakota.net- Warga Putat Jaya Timur Tembusan, Kecamatan Sawahan, Surabaya, Jawa Timur memiliki tradisi unik dalam menyemarakkan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, Jumat (5/9/25) malam.
Para warga menggelar tradisi gantung-gantungan dengan memperebutkan berbagai peralatan rumah tangga.
Terlihat berbagai grabah atau perabotan mulai dari centong, gayung, baskom, gelas, sabun cuci piring, dan masih banyak lagi digantung menggunakan tali diantara bangunan rumah-rumah.
Acara dimulai dengan doa bersama yang dipimpin tokoh agama setempat, diikuti dengan pembacaan salawat Nabi sebagai bentuk penghormatan atas kelahiran Rasulullah SAW.
Setelah doa, saat memasuki waktu mahalul qiyam para dari berbagai kalangan. Mulai dari anak-anak hingga dewasa, berbaur untuk memperebutkan hadiah yang digantung panitia di sepanjang gang RT 4 Putat Jaya Timur Tembusan.
Diketahui, mahalul qiyam merupakan waktu pembacaan sholawat Nabi, di mana para jamaah berdiri untuk sebagai tanda penghormatan mendalam, rasa cinta, dan seolah menyambut kedatangan Nabi Muhammad SAW.
Ketua pelaksana acara, Joko Purwanto menjelaskan bahwa awalnya tradisi tersebut diinisiasi oleh dirinya yang kemudian diikuti oleh seluruh warga kampung.
Ia menuturkan jika ide tersebut tercetus secara spontan untuk melestarikan tradisi dalam menyemarakkan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. “Jadi mengajak yang mau dalam artian jenengan (Anda) kan muslim, maka ajaran Rasulullah seperti ini harus kita lestarikan. Jadi jangan sampai anak-anak muda itu lupa,” ujarnya.
Tradisi yang sudah berjalan hampir 8 tahun itu memiliki filosofi grabah bak keinginan atau cita-cita yang hendak digapai.
“Jadi kalau kata orang tua dulu kalau keinginan itu harus setinggi mungkin dan harus dikejar,” tuturnya.
“Semakin tinggi grabahnya, maka semakin tinggi keinginannya, jadi semakin besar untuk bisa tercapai,“ imbuhnya.
Selain itu, melalui tradisi gantung-gantungan tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan kerukunan antar umat beragama demi menciptakan rasa kebersamaan, tenggang rasa, dan saling peduli. “Karena kita kan hidup di kota, orang satu sama lain gak ada yang peduli, misal ada tetangga yang sakit, kesusahan, dan lainnya. Apalagi wilayah sini kan dulunya juga bekas relokalisasi dolly,” ucapnya.
Oleh karenanya, ia berharap agar para generasi muda juga terus mengingat ajaran hingga tradisi umat Islam dari masa ke masa.
“Memupuk generasi muda supaya tetep ingat Islam dan mengajak yg lain bahwa Islam indah dan supaya tahu tradisi umat Islam,” pungkasnya.(Klik3)