Pesan dari Perayaan Pawai Ogoh-Ogoh, hidup selaras dengan alam dan dunia gaib.

Singaraja, Siagakota.net – Di tangan para pemuda Sekaa Truna Truni (STT) Abdi Yowana Banjar Babakan, Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada, Buleleng, karya ogoh-ogoh menjadi media menyuarakan pesan pelestarian lingkungan. Tahun ini, mereka mengusung tema ‘Ratu Wong Samar’, yang menggambarkan keselarasan alam dan dunia gaib.

Ketua Panitia Ogoh-Ogoh STT Abdi Yowana, Komang Angga Tri Wardana mengatakan, pengambilan tema tersebut diharapkan bisa menyampaikan pesan pada masyarakat bahwa hidup selaras dengan alam dan dunia gaib. Rasa hormat terhadap makhluk hidup, maupun yang tidak terlihat sangat dijunjung tinggi masyarakat Bali.

“Kisah ini kami ambil, untuk memperingatkan agar manusia tidak sembarangan bertindak di tempat-tempat yang dianggap sakral,” ujarnya, saat di temui media siagakota.net Rabu (26/3/25).

Selain untuk menghormati tempat-tempat sakral, tema ini diambil juga untuk mengajak masyarakat dalam menjaga lingkungan. Dengan menjaga lingkungan, juga merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada mahluk hidup lainnya. “Salah satu bentuk menjaga lingkungan yang dilakukan, dengan tidak membuang sampah sembarang,” kata dia.

Angga kemudian menjelaskan tema Ratu Wong Samar yang disusung sebagai tema ogoh-ogoh kali ini. Dalam kepercayaan masyarakat di Bali, Wong Samar dikenal sebagai makhluk yang tak kasat mata yang juga mendiami Pulau Bali. Dari berbagai cerita yang ada, awal kemunculan Wong Samar karena adanya kutukan dari Dang Hyang Nirartha.

Disebutkan pada tahun 1489, Dang Hyang Nirartha menyebrang dari Jawa Timur ke Bali bersama istri dan tujuh anaknya. Namun, sesampainya di Bali Utara rombongan ini disebut mengalami musibah. Putri sulung  Dang Hyang Nirartha, yang bernama Dyah Swabhawa dianiaya di sebuah desa tua di wilayah Bali Utara.

Karena marah, Dang Hyang Nirartha kemudian mengutuk warga desa tersebut agar menjadi manusia yang tidak terlihat (Wong Samar). Selain itu, dari kemarahannya itu pendeta tersebut juga membakar habis desa itu dengan kekuatan saktinya. Dalam cerita disebutkan Dang Hyang Nirartha kemudian mengangkat anak sulungnya Dyah Swabhawa menjadi pemimpin Wong Samar di Bali.

Angga mengungkapkan, karya ogoh-ogoh tersebut telah dibuat sejak 12 Januari 2025 lalu. Dalam pembuatannya, menggunakan bahan bambu dan koran. Saat ini proses pembuatan ogoh-ogoh sudah 100 persen selesai. “Jadi ini prosesnya sudah rampung hanya tinggal persiapan pengerupukan,” tutupnya. (KlikW2)

Related Posts

Akulturasi Budaya, Ornamen Bali di Masjid Al Hikmah Kesiman

Bali, Siagakota.net- Masjid Al Hiimah yang terletak di Jalan Soka, Kesiman, Denpasar mengusung konsep akulturasi budaya. Sepintas orang-orang akan sulit membedakan bangunan masjid ini dengan bangunan-bangunan berarsitektur Bali lainnya. Ya,…

7.632 Hewan Kurban Dipotong Untuk Hari Raya Idul Adha

Lumajang, siagakota.net- Sebanyak kurang lebih 7.632 hewan kurban yang terdiri dari 1680 sapi,  kambing 3094 ekor dan domba 2858 ekor, yang akan dipotong di hari raya idul adha. Kepala bidang…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You Missed

Pemprov Jatim Gelar Dzikir, Shalawat, Doa Akhir Tahun dan Awal Tahun Baru Islam

Pemprov Jatim Gelar Dzikir, Shalawat, Doa Akhir Tahun dan Awal Tahun Baru Islam

Stadion Gelora Delta Sidoarjo Bakal Menjadi Markas Sementara Persik Kediri

Stadion Gelora Delta Sidoarjo Bakal Menjadi Markas Sementara Persik Kediri

Malam 1 Suro Polda Jatim Meminta Pesilat Patuhi Maklumat

Malam 1 Suro Polda Jatim Meminta Pesilat Patuhi Maklumat

Ini Tanggal dan Makna Tradisi Malam 1 Suro

Ini Tanggal dan Makna Tradisi Malam 1 Suro

Warga Sidokare Digegerkan Penemuan Jenazah Laki-laki Mengapung di Sungai

Warga Sidokare Digegerkan Penemuan Jenazah Laki-laki Mengapung di Sungai

Jenazah Turis Brazil Batal Diautopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram

Jenazah Turis Brazil Batal Diautopsi di Rumah Sakit  Bhayangkara Mataram