
Gresik, Siagakota.net- Pedagang seragam di Kabupaten Gresik mengeluhkan program pengadaan seragam gratis oleh pemerintah yang bergulir hampir setiap tahun.
Momentum tahun ajaran baru yang seharusnya menjadi harapan panen untung bagi pedagang seragam, kini sirna.
Salah satu pemilik toko seragam di Pasar Gresik, Ainun, mengungkapkan omzet penjualan pun turun drastis hingga 80 persen.
“Pendapatan saat tahun ajaran baru dulu bisa sampai Rp10–Rp15 juta per hari. Sekarang sudah di bawah Rp10 juta,” kata Misal, sabtu (19/7/25).
Misal mengatakan, turunnya penjualan seragam sekolah ini tiba sejak masa pandemi Covid-19. Namun, pembagian seragam gratis dari pemerintah semakin memperdalam penurunan permintaan seragam.
Meski sudah menyiasati dengan berjualan online, dia menyebut permintaan seragam sekolah juga semakin turun.
“Awalnya ramai, saya jual lewat Facebook dengan sistem COD. Tapi sekarang juga mulai sepi,” ujarnya.
Sejumlah upaya dilakukan pedagang seragam seperti Misal memperbanyak pilihan seragam bagi para pekerja dan baju muslim.
“Bersyukur masih banyak permintaan seragam kerja. Kan di Gresik banyak industri. Kemudian juga ada baju muslim yang ramai saat momentum hari Islam,” pungkasnya.
Diketahui, program seragam sekolah gratis dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik tetap berlanjut di tahun ajaran 2025/2026. Pemkab Gresik mengalokasikan anggaran sekitar Rp5,5 miliar dalam APBD 2025.
Dana itu digunakan untuk membagikan seragam kepada 21.444 siswa SD dan 15.378 siswa SMP, baik negeri maupun swasta. Seragam yang diberikan berupa kain putih-merah dan pramuka untuk siswa SD serta putih-biru dan pramuka untuk siswa SMP.(klikW2)