
Lumajang, Siagakota.net – Wisata Pantai Watu Pecak di Dusun Krajan Desa Selokawar-awar Lumajang yang menjadi primadona para wisatawan domestik dan mancanegara, ternyata memendam mutira udang lobster bersarang di sepanjang pesisir pantai. Sekitar 10 perahu nelayan, setiap harinya berburu udang lobster yang bisa mendatangkan rejeki bernilai jutaan rupiah. Apalagi, harga lobster mutiara yang berada di kedalaman sekitar 30 meter dari permukaan air laut ini, harga melangit bisa mencapai 350 ribu/Kgnya.
Hal ini dibenarkan Agus, saah satu nelayan Pantai Watu Pecak yang hampir setiap harinya berburu lobster di samudra selatan yang dikenal ganas hembusan ombaknya, “ Kalau hasil tangkapan lobsternya besar, per kilogranya bisa diharga maksimal 350 ribu rupiah,” tandasnya.
Kata Agus, untuk mendapatkan lobster bernilai jutaan itu, sudah sebanding dengan kerja keras para nelayanan disini, yang setiap harinya harus mempertaruhnya nyawa karena harus melawan ombang tinggi saat berlayar di tengah samudra,” jelasnya.

Hampir setiap minggu, diakui Agus yang sudah hampir 20 tahun menjadi nelayan ini, perahunya terbalik saat hendak lepas dari pesisir,”Kalau sudah terbalik, ya terpaksa harus menunda berlayar karena harus membenahi perahunya, yang pasti ada saja yang rusak,” katanya.
Menelusuri profesinya sebagai nelayan Pantai Watu Pecak, diakui Agus setiap harinya bisa menangkap lobster dalam jumlah yang diharapkan. Kalau beruntung, dia bisa membawa pulang lobster hingga 30 kilogram, ditambah lagi jenis ikan lainnya tertangkap jaring yang ditebarnya hingga radius kiloan meter.
“Kalau lopster ini hidupnya di dasar laut kendalaman 30 meteran dan disekitar pesisir yang berombak besar, pagi hari kita tebar, baru keesokan harinya kita tarik jaringnya. Begitu setiap harinya, untuk memenuhi kebutuhan hidup kelaurganya,” kata pria paru baya asal Blitar yang sudah hidup berpengalaman melaut bersama puluhan nelayan lainnya di pesisir Watu Pecak Lumajang.
Baginya, hidup melaut sudah menjadi profesinya dan ketakutan akan keselamatan jiwanya selalu ada, setiap kali menghadapi ombak laut samudra yang begitu besar, “Saya bersyukur masih diberikan keselamatan, meskipun ada beberapa teman nalayan yang tenggelam dan meninggal karena kapalnya pecak di tengah samudra,” pungkasnya. (Klik6)