Amalan Rebo Wekasan 19 Agustus 2025, Rabu Terakhir Safar Penuh Doa Mustajab

Pasuruan, Siagakota.net- Bulan Safar dalam kalender hijriyah menyimpan sebuah tradisi yang lekat dengan keyakinan umat Islam, yaitu Rebo Wekasan. Momen ini jatuh setiap Rabu terakhir bulan Safar. Pada tahun 2025, Rebo Wekasan bertepatan dengan 19 Agustus.

Masyarakat Muslim meyakini hari tersebut sebagai waktu yang berat karena Allah menurunkan banyak bencana.

Keyakinan itu membuat umat berbondong-bondong mengisi Rebo Wekasan dengan doa, dzikir, serta salat sunnah sebagai bentuk ikhtiar meminta perlindungan.
Tradisi ini tercatat dalam berbagai kitab ulama, termasuk Al-Risalah Al-Badi’ah karya KH M. Djamaluddin Ahmad.

Disebutkan bahwa setiap tahun Allah menurunkan 320.000 bencana, dan seluruhnya turun pada Rabu terakhir bulan Safar.

Dalam kitab Kanzun Najah was-Surur karya Abdul Hamid Quds juga menjelaskan hal serupa. Karena itu, umat Islam meyakini Rebo Wekasan sebagai waktu penuh doa mustajab.
Amalan Rebo Wekasan

Melansir Jabar.nu.or.id, untuk mengisi Rebo Wekasan, umat Islam dianjurkan melaksanakan amalan-amalan berikut:
1. Salat sunnah 4 rakaat dengan niat shalat mutlak atau shalat sunnah Lidaf’il Bala.
2. Waktu pelaksanaan: Selasa malam menjelang Rabu terakhir bulan Safar.
3. Bacaan setiap rakaat: Surat Al-Fatihah (1 kali) Surat Al-Kautsar (17 kali) Surat Al-Ikhlas (5 kali) Surat Al-Falaq (1 kali) Surat An-Naas (1 kali)

4. Doa setelah salam: – Jika sendiri, membaca doa permohonan perlindungan agar Allah menjauhkan bala. – Jika bersama, doa dibaca bersama-sama, tetapi tidak dengan tata cara berjamaah.

5. Keutamaan amalan: Allah menjaga orang yang mengamalkannya dari berbagai bencana pada hari itu hingga sempurna satu tahun.

Selain amalan, penamaan bulan Safar juga memiliki sejarah panjang. Imam Ibnu Katsir menjelaskan Safar berarti kosong atau sepi karena pada masa lalu orang Arab sering meninggalkan rumah untuk berperang dan bepergian.

Imam Ibnu Manzhur menambahkan, Safar juga merujuk pada tanah kosong setelah panen, serta kondisi kabilah yang pergi tanpa bekal akibat peperangan.

Dengan memahami makna Safar dan mengamalkan doa-doa Rebo Wekasan, umat Islam berharap memperoleh perlindungan Allah, terhindar dari bala, serta mendapat keberkahan sepanjang tahun.

Tradisi ini tidak hanya menjaga warisan spiritual, tetapi juga memperkuat keyakinan bahwa doa mampu menjadi benteng dari segala musibah. (*)

Related Posts

RUU Haji Dituntaskan Agustus 2025, BP Haji Bakal Jadi Kementerian

Jakarta, Siagakota.net– Komisi VIII DPR menargetkan pembahasan Rancangan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah (RUU Haji) selesai pada Agustus 2025. Ketua Komisi VIII DPR Marwan…

Pembimas Hindu Kemenag Ingatkan Pentingnya Integritas dan Profesionalitas

Kupang, Siagakota.net- Semangat kemerdekaan tidak hanya berhenti di upacara dan perayaan. Hal ini disampaikan Pembimbing Masyarakat Hindu Kanwil Kemenag NTT, I Wayan Budiantara, dalam briefing pagi yang berlangsung di halaman…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *