
Lumajang,siagakota.net- Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Lumajang merasa tidak terlibat dalam pengadaan pompa irigasi senilai Rp 17,3 milyar karena dana langsung masuk ke rekening kelompok tani. Dan akan menuntut balik jika tidak terbukti.
Pejabat Pembuat Komitmen Pengadaan Pompa Irigasi, Eko Santoso Prasetyo berdalih tidak terlibat dalam pengadaan pompa irigasi karena dana rp 112.800.000 untuk 154 titik , langsung ditranfer ke kelompok tani dan dicairkan dengan 2 tahap.
“Saya tidak terlibat, tapi tetap diperiksa kejaksaan dan tidak ada aliran dana ke dinas,” dalihnya.
Dia kecewa diperiksa pasalnya bukti yang menjeratnya tidak ada dan murni dana ke kelompk tani.
“Saya tidak tahu bukti apa yang menjerat dalam pengadaan pompa dan saya akan menuntut balik jika tidak terbukti,” tegasnya.
Diterangkan, pihaknya tidak pernah menyarankan kelompk tani beli ke rekanan ini itu.
“Begitu uang ditranfer saya hanya memeriksa kelengkapan barang dan airnya mengalir apa tidak,” terangnya.
Memang dia sebagai PPK tapi untuk pengadaan pompa bukan dinas yang mengadakan pengadaan barang.
“Kelompok tani yang beli langsung dan mencari rekanan sendiri,” terangnya.
Ketika ditanya tentang dugaan adanya kerugian negara? Secara lugas dukatakan, semua sudah sesuai spek.
“BPK sudah memeriksa dan tidak ada mark up. Dan tidak ada permasalahan. Tapi yang aneh kejaksaan, berdalih ada penyimpangan,” keluhnya.
Sebelumnya, Kejaksaan Negeri Lumajang mengusut dugaan korupsi pengadaan pompa irigasi senilai rp 17,3 milyar di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian yang dikerjakan oleh kelompok masyarakat.
Kasie intel Kejaksaan Lumajang, R Yudi Teguh Santoso,SH,MH mengatakan, kejaksaan telah mengusut dugaan korupsi tersebur sejak bulan desember tahun 2024.
“Sekarang masih dalam tahap penyelidikan. Dan akan secepatnya dinaikkan ke penyidikan,” katanya.
Ketika ditanya modus korupsinya? secara lugas dikatakan, itu belum bisa diungkapkan karena menyangkut materi penyidikan.
“Kalau udah naik ke penyidikan, baru bisa dipublikasikan. Tapi yang terpenting ada dugaan penyimpangan,” jelasnya.
Ketika ditanya mengapa lama naik ke tahapan peyidikan? Yudi mengatakan, yang diperiksa cukup banyak.
” Dengan yang diperiksa banyak, kami ekstra memeriksa baik tenaga maupun waktu,” dalihnya.(klik8)