
Lumajang,siagakota.net- Klub Panahan Dzunnurain (DA) asal Kabupaten Lumajang, Jawa Timur sukses meraih medali terbanyak dalam Kejuaraan Panahan Piala Kementerian Pemuda dan Olahraga yang digelar di Lapangan Jakarta Japanese Sport Club, Sentul, Bogor.
Dalam kejuaraan yang digelar sejak Kamis, 4 September 2025 dan berakhir Sabtu, 6 September 2025, klub yang telah mengantongi SK Kemenkumham sejak 2016 itu meraih total 20 medali.
Dari 20 medali tersebut, 5 diantaranya medali emas, 9 medali perak dan 6 medali perunggu. Dalam perolehan medali terbanyak ini, Klub DA ini mengungguli 62 klub lain yang mengikuti kejuaraan tersebut.
Klub DA menurunkan 33 atlet
Ketua Pelatih Klub DA Lumajang, Arief Kurniawan mengatakan, yang terbagi dalam divisi Recurve, Barebow dan Nasional Bow.
“Menjelang keberangkatan, kami meminta doa dan restu kepada ketua pengkab Perpani yang baru dilantik dan menyampaikan keikutsertaan kami dalam kejuaraan tersebut,” kata Arief Kurniawan.

Yang menjadi Juara Umum dalam event ini adalah klub tuan rumah yakni BCCAC.
“Klub DA berada di peringkat kedua dari 62 klub yang mengikuti kejuaraan tersebut..lhamdulilah dari 33 atlit tersebut, mulai dari kelompok usia di bawah 9 tahun hingga umum, biidznilllah dengan izin Alloh semata, mereka mampu membawa 20 nomor medali. Perolehan medali terbanyak dan cukup mengimbangi tuan rumah yang dinobatkan sebagai juara umum,” ujar Arief yang alumnus SMA 2 Lumajang dan Teknik Fisika ITS ini.
Arief berharap atlet-atlet muda panahan Lumajang ini bisa terus Istiqomah dalam meraih prestasi pada kejuaraan-kejuaraan panahan mendatang.
“Harapannya yang bisa berlaga mewakili Indonesia di tingkat Asia ataupun Internasional kedepannya,” ujarnya.
Arief mengatakan para atlet ini juga dibiasakan masuk pada kelompok usia dewasa atau umum walaupun atlit masih duduk di bangku SD ataupun SMP.
“Hal ini ditujukan untuk menggembleng ketrampilan mental mereka agar mampu berkembang baik sesuai dengan kemampuannya,” ujar dia.
Di sisi lain, Arief melihat kalau regenerasi atlet dari Jawa Timur belakangan ini masih belum terlihat dominan mengimbangi senior-senior sebelumnya semisal Riau Ega dan Diananda yang hingga saat ini mampu mempertahankan prestasi Jatim untuk Indonesia.
“Semoga atlet-atlet muda kami kedepannya berkesempatan membanggakan panahan Jatim dan bersama dengan atlet-atlet terbaik di Indonesia bisa berjaya di level internasional,” katanya.
Dari 33 atlit yang terjun di kejuaraan Piala Kemenpora ini, Arief mengatakan para atlet dipersiapkan kemampuannya sesuai dengan tahapan level kemampuannya.
“Kami menyesuaikan prinsip Long Term Atlet Development (LTAD), ke dalam periodisasinya baik secara mental dan fisiknya,” kata Arief.
Sementara untuk urusan teknik, kata Arief, meracik dan mengadopsi teknik dari Coach Kim Korea serta Coach Lee dari Amerika.
“Kami mengedukasi dan membiasakan mereka dengan istilah-istilah yang dipakai dalam dunia panahan internasional, agar mereka siap apabila dalam karirnya kelak bersama dengan pelatih-pelatih skala nasional ataupun internasional,” ujarnya menambahkan.
Almira Shaafa Qaireen, atlet Barebow U-12 yang masih berusia 11 tahun ini mengaku senang mengikuti kejuaraan tersebut.
“Seneng banget karena aku bisa dapat 4 medali, dan aku punya pengalaman baru di sana karena bisa masuk final. Meskipun akhirnya kalah, tapi aku bangga bisa sampai final dan bisa bertemu orang-orang hebat, serta membanggakan orang tua,” kata Irena yang masih duduk di bangku kelas 5 SD Quba Lumajang.
Tan Ahmad Rahagi, atlet barebow termuda klub DA, yang masih duduk di bangku TK juga mengaku senang mengikuti kejuaraan itu. Dia senang karena skornya bisa melebihi skor saat latihan. Tan Ahmad Rahagi, siswa RAIT Aulia, Sukodono, Lumajang ini meraih skor 335 dan berada di peringkat 11 dari 39 peserta yang mengikuti kategori Barebow U-9.
Cici, salah satu wali atlet yang ikut berangkat menyertai putrinya bertanding, juga mengaku senang.
“Senang sekali ikut menemani ke turnamen Piala Kemenpora. Lapangan dan fasilitasnya bagus,” katanya.
Putrinya bisa berkenalan dengan archer lain dari berbagai pelosok negeri.
“Jadi banyak belajar dari turnamen kali ini. Putri kami bertekad semakin semangat berlatih,” ujar ibunda Kinanti Rania Rosandi, siswi SD Al Iklash Lumajang, yang masih duduk di bangku kelas 3 SD ini.(klik8)